Sunday, September 18, 2011

"KAMAR GELAP" Album Kedua Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca kembali memotret ragam fenomena sosial di album kedua bertajuk ”Kamar Gelap”. Band yang dibintangi oleh: Cholil (vokal - gitar), Adrian (bass - vokal latar), dan Akbar (drum, vokal latar), Masih bermain di area pop, ditambah sedikit arsiran indie rock, punk, progressive rock, dan jazz.


Titel album ”Kamar Gelap” diambil dari lagu berjudul sama di album kedua ini. ”Kamar Gelap” adalah representasi konsep bermusik Efek Rumah Kaca (ERK), yaitu memotret realitas. Untuk menyempurnakannya, ERK berkarya bersama Angki Purbandono yang seorang seniman berbasis fotografi dari Ruang MES 56 Yogyakarta, yang menangani arahan seni kemasan album ini. Sebuah paket musik dan fotografi.

Ada 12 lagu di ”Kamar Gelap”, setiap komposisi musiknya dirancang untuk mendukung tema dan lirik lagunya, begitupun sebaliknya.

Tubuhmu Membiru... Tragis.
Lagu pembuka, bercerita tentang orang yang selalu berada ”di ketinggian” dan mendengar suara-suara menghasut. Halusinatif.

Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa
Lagu cinta yang gusar dengan gitar berdistorsi. Tentang tarik menarik pemaksaan kehendak; ”kau belah dadaku/ mengganti isinya/ hisap pikiranku/ memori terhapu.."

Mosi Tidak Percaya
Orang-orang yang kita pilih dan percaya untuk menyuarakan kepentingan kita, ternyata bagai tercebur ke dalam kolam racun. Geram sejak lirik-lirik pertama: ”Ini masalah kuasa.. Alibimu berharga.. Kalau kami tak percaya.. Lantas kau mau apa?”, lalu mengajak sing - a long bertubi-tubi ”Ini mosi tidak percaya.. Kami tak mau lagi diperdaya”.


Lagu Kesepian
”Ku tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan…” Lagu cinta, tentang janji tak digenapi. Dominasi nuansa akustik.

Hujan Jangan Marah
Lagu tertua di album ini, diciptakan tahun 1999 ketika banjir terjadi di Jakarta. Lagu ini adalah doa, agar alam tidak lekas marah. Harapannya, hujan turun sesuai siklusnya. Sayang, manusia merusak itu. Komposisi musik sangat terpengaruh oleh gaya ”pop progresif Indonesia” yang sempat popular di era 70-an.

Kenakalan Remaja di Era Informatika
Video phone sex semakin merajalela, saatnya bersikap dewasa terhadap teknologi. Single pertama album ini.

Menjadi Indonesia
Kapankah Indonesia bangun dari tidur? Nuansa patriotis, judul lagu terinspirasi dari judul yang sama pada buku karangan Parakitri T. Simbolon.

Kenyataan, fotografi, dan sisi gelap-terangnya.

Jangan Bakar Buku
”Karena setiap lembarnya mengalir berjuta cahaya…” Negara ini punya sejarah yang panjang tentang pembakaran buku. Menurut kami, buku untuk dibaca, bukan dibakar, apa pun alasannya. Turut serta Ade Firza Paloh dari SORE pada vokal dan Iman Fattah (LAIN, Zeke And The Popo) pada gitar.

Banyak Asap di Sana
Tentang pemerataaan sumber daya/ekonomi yang seringkali menyebabkan para pemuda pemudi lari ke kota dan menggantungkan cita-citanya di sana. Hanya nama itu berulang di kepala: ”kota…kota…kota..”

Laki-laki Pemalu
Ungkapan cinta tak sempat terucap. Diiringi alunan waltz malu-malu. Ramondo Gascaro dari SORE bermain keyboard. Ade Firza Paloh menyudahi lagu dengan vokal latar yang tenang.

Balerina
Hidup bagai balerina, adalah keseimbangan. Petikan gitar jangly menari-nari, menjadi penutup album ini.

Kamar gelap dirlis Jumat, 19 Desember 2008. Debut album self-title ”Efek Rumah Kaca” dirilis September 2007 yang menuai cukup banyak respon positif dari kalangan media, kritikus, dan pendengar musik Indonesia. Mengantarkan Efek Rumah Kaca tampil di sejumlah kota di Indonesia pada sepanjang 2008, sekaligus antara lain meraih MTV Indonesia Award 2008, “Rookie of The Year 2008” versi Rolling Stone Indonesia, dan nominator AMI Award 2008.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More